JEDDAH — Seusai pertandingan Timnas Indonesia melawan Arab Saudi pada putaran keempat Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Kamis (9/10/2025) dini hari WIB, jagat media sosial diramaikan oleh permintaan maaf suporter Garuda kepada wasit asal Kuwait, Ahmad Al-Ali.
Sebelum laga digelar di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, banyak publik Indonesia sempat khawatir terhadap netralitas sang pengadil. Pasalnya, seluruh perangkat pertandingan, mulai dari asisten wasit hingga petugas VAR, berasal dari negara yang berada dalam satu subkonfederasi dengan Arab Saudi. Namun, kekhawatiran tersebut terbukti tidak beralasan.
Selama pertandingan berlangsung, Ahmad Al-Ali memimpin dengan tegas dan adil. Ia mengeluarkan sejumlah keputusan penting, termasuk tiga penalti—dua untuk Indonesia dan satu untuk Arab Saudi—serta memberikan kartu kuning dan merah sesuai situasi di lapangan.
“Maaf ya, Pak wasit, kita curiga duluan karena trauma. Tapi kamu hari ini fair banget keputusannya,” tulis akun X (Twitter) @BolaBolaAja.
Komentar serupa juga disampaikan akun @idn_abroad yang menulis, “Wasit yang dikhawatirkan justru jadi pengadil paling fair malam ini. Salut!”
Banyak pengguna media sosial mengakui sempat berpikir negatif sebelum pertandingan. “Maaf, Pak wasit, karena gue udah negatif thinking duluan,” tulis akun @IrmaRahma_Nona, yang unggahannya mendapat ribuan tanda suka.
Laga Berjalan Ketat, Indonesia Kalah Tipis 2–3
Pertandingan berjalan intens sejak awal. Timnas Indonesia sempat unggul lewat eksekusi penalti Kevin Diks pada menit ke-11, sebelum disamakan oleh Saleh Abu Al Shamat enam menit berselang.
Arab Saudi berbalik unggul setelah mendapat hadiah penalti yang dieksekusi sempurna oleh Firas Al Buraikan pada menit ke-36. Pemain yang sama menambah keunggulan pada menit ke-62, membuat Indonesia tertinggal 1–3.
Menjelang akhir laga, Kevin Diks kembali memperkecil ketertinggalan melalui penalti kedua bagi Indonesia. Namun, hingga peluit panjang berbunyi, skor 2–3 tak berubah.
Kendati kalah, permainan Indonesia tetap mendapat apresiasi publik, terutama karena tampil disiplin dan mampu menekan tuan rumah hingga menit-menit akhir.
Kritik Awal terhadap Penunjukan Wasit
Sebelum pertandingan, PSSI sempat mengajukan protes resmi kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada 25 September 2025. Protes itu menyangkut keprihatinan bahwa seluruh perangkat pertandingan berasal dari Kuwait, yang masih satu subkonfederasi dengan Arab Saudi.
Namun, AFC menolak permintaan tersebut. Dalam keterangan resminya, AFC menyatakan bahwa penunjukan perangkat pertandingan dari negara satu kawasan bukan pelanggaran, selama mereka merupakan wasit elite yang bersertifikat resmi.
“Afiliasi regional dari pejabat pertandingan tidak merupakan benturan kepentingan karena mereka semua adalah wasit elite AFC yang terlatih dan bertanggung jawab memberikan yang terbaik tanpa rasa takut atau keberpihakan,” tulis pernyataan resmi AFC.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menegaskan pihaknya menghormati keputusan tersebut.
“PSSI menerima keputusan itu karena menjadi kewenangan AFC. Kami percayakan sepenuhnya sebagaimana isi surat balasan resmi dari AFC kepada kami,” ujarnya.
Kinerja Wasit Jadi Catatan Positif
Meski Garuda kalah 2–3, performa Ahmad Al-Ali menjadi sorotan positif. Banyak penggemar menilai wasit asal Kuwait itu menunjukkan profesionalitas tinggi dan tidak berpihak pada salah satu tim.
Respons positif ini membuat warganet berbondong-bondong meminta maaf karena sebelumnya sempat mencurigai keadilannya. “Maaf, Pak wasit, ternyata Anda objektif banget malam ini,” tulis akun @tuyulmaghribb.
Momen ini menjadi pelajaran bagi suporter untuk tetap menjunjung sportivitas dan tidak terburu-buru menilai, sekaligus menunjukkan bahwa keadilan di lapangan masih bisa ditegakkan, bahkan dalam laga sarat tekanan seperti kualifikasi Piala Dunia.**